TEMPO.CO, California - Facebook mengungkapkan mereka menjadi target dari apa yang disebutnya sebagai "serangan hacker canggih" bulan lalu, tidak lama setelah Twitter dan The New York Times melaporkan hal yang sama. Facebook tidak mengatakan secara spesifik ketika serangan terjadi, tapi menyatakan "tidak ada bukti ada data pengguna Facebook yang dikompromikan."
Tim keamanan Facebook sebelumnya menelusuri serangan ke situs Web
yang dikunjungi oleh karyawan Facebook. Website itu menginstal malware
pada laptop karyawan, meskipun mereka dilindungi oleh software
anti-virus.
"Segera setelah kami menemukan adanya malware, kami bersihkan semua mesin yang terinfeksi, dan memulai penyelidikan signifikan yang berlanjut hingga hari ini," kata Facebook dalam posting blog-nya.
Mengingat bahwa serangan itu datang melalui laptop karyawan, ada kemungkinan bahwa informasi yang dikompromikan hanyalah yang ada di komputer pribadi mereka.
Facebook mengatakan kompromi dimulai dengan kerentanan di Java, perangkat lunak yang digunakan untuk menampilkan banyak konten di browser Web. "Kami tidak tahu banyak tentang apa yang belum dikompromikan, tapi Java digunakan dengan aplikasi begitu banyak kerentanan yang dirancang untuk mengambil keuntungan dari itu," kata Robert Siciliano, seorang ahli keamanan di perusahaan anti-malware McAfee pada ABC News.
Pengumuman Facebook ini muncul setelah pengumuman Twitter yang pada 1 Februari bahwa 250 ribu akun jadi korban dalam serangan itu. Pengguna Twitter yang terkena dampak harus me-reset password mereka. The New York Times dan sistem komputer Wall Street Journal juga diretas, diduga oleh hacker Cina pada akhir Januari.
Meskipun data pengguna Facebook tampaknya aman pada saat ini, sekaranglah adalah saat yang tepat untuk memastikan Anda mengikuti tips dasar keamanan online - reset password Anda secara teratur, pasang software anti-virus, dan hindari berkunjung ke website yang keamanannya dipertanyakan.
"Segera setelah kami menemukan adanya malware, kami bersihkan semua mesin yang terinfeksi, dan memulai penyelidikan signifikan yang berlanjut hingga hari ini," kata Facebook dalam posting blog-nya.
Mengingat bahwa serangan itu datang melalui laptop karyawan, ada kemungkinan bahwa informasi yang dikompromikan hanyalah yang ada di komputer pribadi mereka.
Facebook mengatakan kompromi dimulai dengan kerentanan di Java, perangkat lunak yang digunakan untuk menampilkan banyak konten di browser Web. "Kami tidak tahu banyak tentang apa yang belum dikompromikan, tapi Java digunakan dengan aplikasi begitu banyak kerentanan yang dirancang untuk mengambil keuntungan dari itu," kata Robert Siciliano, seorang ahli keamanan di perusahaan anti-malware McAfee pada ABC News.
Pengumuman Facebook ini muncul setelah pengumuman Twitter yang pada 1 Februari bahwa 250 ribu akun jadi korban dalam serangan itu. Pengguna Twitter yang terkena dampak harus me-reset password mereka. The New York Times dan sistem komputer Wall Street Journal juga diretas, diduga oleh hacker Cina pada akhir Januari.
Meskipun data pengguna Facebook tampaknya aman pada saat ini, sekaranglah adalah saat yang tepat untuk memastikan Anda mengikuti tips dasar keamanan online - reset password Anda secara teratur, pasang software anti-virus, dan hindari berkunjung ke website yang keamanannya dipertanyakan.
0 komentar:
Posting Komentar